This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Senin, 19 Juni 2017
Mengenang Tragedi Lampung Berdarah
Tragedi Perang Bali Vs Lampung
Kisah di balik bentrokan di Lampung yang menyeramkan
Kisah Pilu 'Manusia Gerobak' yang Berjalan dari Lampung ke Purwakarta
Purwakarta - Keterbatasan ekonomi terkadang membuat seseorang nekat melakukan apa pun untuk mencapai keinginannya. Seperti halnya yang dilakukan Abdul Ghani, warga asal Surabaya.
Pria berusia 47 tahun itu nekat memboyong istri dan empat anaknya yang masih kecil pulang dari Lampung dengan tujuan Surabaya dengan berjalan kaki. Ghani terpaksa melakukan itu karena tidak memiliki ongkos.
Ghani bekerja di sebuah pabrik arang batok kelapa di Lampung hampir 2 tahun terakhir. Selama berada di Lampung, ia bersama istri dan empat anaknya menumpang di rumah temannya yang mengajaknya merantau.
"Jadi saya merantau kerja di Lampung diajak teman. Saya ajak keluarga juga di sana," kata Ghani saat berada di rumah dinas Bupati Purwakarta, Sabtu (11/3/2017). Saat melintas di Purwakarta, Ghani bertemu dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Bekerja di pabrik arang, Ghani hanya mendapat penghasilan Rp 60 ribu per harinya. Penghasilan itu cukup untuk menghidupi keluarganya. Sedikit-sedikit Ghani dan istrinya, Nurhayati (32), menabung untuk biaya sekolah.
Singkat cerita, keluarganya mendapat musibah. Berkas-berkas administrasi, mulai kartu tanda kependudukan (KTP) hingga kartu keluarga (KK), hilang, sehingga Ghani ingin pulang ke Surabaya mengurus itu.
"Jadi niat pulang itu mau urus berkas-berkas sama silaturahmi dengan keluarga," jelas Ghani.
Namun Ghani hanya memiliki uang Rp 870 ribu. Uang itu tentunya tidak akan cukup untuk ongkos pulang ke Surabaya keluarganya. Akhirnya Ghani memutuskan membeli sebuah gerobak seharga Rp 650 ribu.
Gerobak itu digunakan Ghani untuk membawa istri dan empat orang anaknya. Perjalanan Ghani dimulai dari tempat tinggalnya menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, dengan berjalan kaki sambil mendorong gerobak.
"Setelah sampai Pelabuhan (Bakauheni), saya sama keluarga menumpang truk untuk menyeberang laut menuju Pelabuhan Merak (Banten)," kata dia.
Setelah sampai di Pelabuhan Merak, Ghani bersama keluarganya melanjutkan perjalanan melelahkan ini. Hanya berbekal gerobak berisi baju dan terpal bening pelindung hujan, mereka nekat menyusuri jalanan.
Selama berada di jalanan, mereka beristirahat di masjid ataupun kantor kelurahan setempat. Untuk makan, warga yang mereka lalui terkadang memberi mereka makan. Namun pantang untuk Ghani mengemis.
"Walaupun saya nggak punya, saya nggak mau sampai ngemis. Kalau ada yang ngasih bantuan, saya terima, tapi saya nggak minta," tegas Ghani.
Perjalanan panjang Ghani itu melewat Bogor-Padalarang hingga akhirnya saat ini sudah berada di Purwakarta. Ghani membutuhkan waktu 20 hari berjalan kaki untuk sampai di Purwakarta.
"Banyak yang nawarin bantuan menumpang di kendaraan mereka, tapi susah bawa sama gerobaknya. Soalnya, sayang kalau ditinggal," ungkap Ghani.
Kisah perjalanan keluarga ini juga sempat ramai diperbincangkan jagat media sosial. Potret keluarga kurang beruntung ini mengundang simpati masyarakat yang melihatnya.
Sejarah singkat tentang lampung.
LAMPUNG- adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu and Sumatera Selatan.Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.Sedangkan di Teluk Semaka adalah Kota Agung (Kabupaten Tanggamus), dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui.Lapangan terbang utamanya adalah "Radin Inten II", yaitu nama baru dari "Branti", 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. Secara Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada antara : 103º 40' - 105º 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6º 45' - 3º 45' Lintang Selatan.
1. LAMPUNG mempunyai bahasa dengan dialek yg berbeda.
2. Adat istiadat di Lampung.
3. Perempuan Lampung dianggap sebagai RATU
3. LAMPUNG = CHINA
Gembong Perampok Lampung Wagino Tewas Diterjang Peluru Saat Adu Tembak dengan Buser Resmob
Begini Perampok Sadis di SPBU Daan Mogot Beraksi
JAKARTA, KOMPAS.com - Sepekan lalu, aksi perampokan sadis terjadi di SPBU Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Akibat peristiwa itu, Davidson Tantono (30) tewas dan kehilangan uang sebesar Rp 350 juta.
Bos koperasi itu dirampok pada siang hari setelah mengambil uang dari Bank BCA, Green Garden, Jakarta Barat.
Pria yang juga pemilik warung roti bakar itu dirampok saat sedang mengisi angin ban mobilnya di SPBU Daan Mogot.
Davidson sempat mempertahankan tas berisi uang yang akan dibawa perampok. Namun, perampok menembak Davidson di bagian kepala.
(Baca juga: Polisi Duga Komplotan Perampok di SPBU Daan Mogot Lebih dari 5 Orang)
Davidson meninggal di tempat kejadian kemudian tas dia yang berisi uang itu dibawa lari perampok.
Polisi memperkirakan, kawanan perampok tersebut berjumlah lebih dari lima orang. Aksi perampokan itu diduga sudah direncanakan sangat matang.
Sebab, tiap anggota perampok itu memiliki peran masing-masing agar aksinya dapat berjalan mulus. Mulanya, salah satu pelaku memantau di Bank BCA Green Garden.
Di bank tersebut, pelaku memantau calon korbannya yang sedang mengambil uang dengan jumlah banyak dan tanpa pengawalan.
Rupanya, pada Jumat (9/6/2017) lalu, Davidson-lah yang menjadi target kawanan perampok itu.
Seusai menentukan targetnya, pelaku yang bertugas memantau di dalam bank itu memberitahu rekannya bagaimana ciri-ciri calon targetnya.
Selanjutnya, pelaku yang bertugas di luar mencari kendaraan korbannya dan menancapkan paku di ban mobil calon korban.
"Pakunya itu bukan sembarang paku, tetapi sudah dimodifikasi. Jadi berapa menit gitu (kempisnya) pelaku sudah mempelajari. Nanti kempisnya sampai di mana dia sudah tau," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/6/2017).
(Baca juga: Perampok di SPBU Daan Mogot Gunakan Paku Modifikasi untuk Gembosi Ban Mobil Korban)
Setelah menaruh paku di ban mobil Davidson, para pelaku langsung membuntutinya. "Jadi kemudian nanti nanti ada yang membuntuti, ada yang memberi tau 'Pak bannya kempis," ucap dia.
Namun, saat itu Davidson mengabaikannya. Dia memilih terus melanjutkan jalan mencari tempat yang lebih aman.
Akhirnya, Davidson membelokan mobil Toyota Innova miliknya ke SPBU Daan Mogot. Ia mengira pom bensin tersebut merupakan tempat yang aman untuk menambah angin ban mobilnya.
Sesampainya di tukang tambal ban, Davidson turun dari kemudinya. Tas berisi uang tersebut diletakan di dekat setir mobil.
Rupanya, saat Davidson menambah angin bannya, salah satu pelaku mengambil tas tersebut. Aksi perampokan itu diketahui oleh Davidson.
Dia mencoba mengejar para pelaku yang berjumlah empat orang dan menggunakan dua sepeda motor tersebut.
Davidson pun sempat mempertahankan tas berisi uang untuk nasabah koperasinya itu. Panik aksinya ketahuan, salah satu pelaku menembak kepala Davidson.
Seketika, Davidson tersungkur hingga akhirnya tewas di tempat. Mendapat laporan adanya perampokan, polisi langsung bergerak mendatangi lokasi.
Mereka langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Berdasarkan olah TKP dan pemeriksaan saksi, polisi mengantongi identitas para pelakunya.
Rupanya, komplotan tersebut merupakan "pemain lama" dalam dunia perampokan. "Sementara ini, pelaku tersebut sudah melakukan kegiatan lebih dari 10 kali. Tidak hanya di Jakarta, namun juga di luar Jakarta. TKP-nya banyak, sedang kita telusuri. Dari Jakarta ada, luar Jakarta ada," kata Argo.
(Baca juga: Polisi: Perampok di SPBU Daan Mogot Punya Jaringan di Luar Jakarta)
Akhirnya, polisi membekuk dua orang anggota perampok tersebut. Kedua orang itu berperan sebagai pemantau dan penggembos ban mobil Davidson.
Mereka ditangkap di kawasan Bogor dan Lampung. Polisi pun kini memburu para pelaku lainnya.