JAKARTA, KOMPAS.com - Sepekan lalu, aksi perampokan sadis terjadi di SPBU Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Akibat peristiwa itu, Davidson Tantono (30) tewas dan kehilangan uang sebesar Rp 350 juta.
Bos koperasi itu dirampok pada siang hari setelah mengambil uang dari Bank BCA, Green Garden, Jakarta Barat.
Pria yang juga pemilik warung roti bakar itu dirampok saat sedang mengisi angin ban mobilnya di SPBU Daan Mogot.
Davidson sempat mempertahankan tas berisi uang yang akan dibawa perampok. Namun, perampok menembak Davidson di bagian kepala.
(Baca juga: Polisi Duga Komplotan Perampok di SPBU Daan Mogot Lebih dari 5 Orang)
Davidson meninggal di tempat kejadian kemudian tas dia yang berisi uang itu dibawa lari perampok.
Polisi memperkirakan, kawanan perampok tersebut berjumlah lebih dari lima orang. Aksi perampokan itu diduga sudah direncanakan sangat matang.
Sebab, tiap anggota perampok itu memiliki peran masing-masing agar aksinya dapat berjalan mulus. Mulanya, salah satu pelaku memantau di Bank BCA Green Garden.
Di bank tersebut, pelaku memantau calon korbannya yang sedang mengambil uang dengan jumlah banyak dan tanpa pengawalan.
Rupanya, pada Jumat (9/6/2017) lalu, Davidson-lah yang menjadi target kawanan perampok itu.
Seusai menentukan targetnya, pelaku yang bertugas memantau di dalam bank itu memberitahu rekannya bagaimana ciri-ciri calon targetnya.
Selanjutnya, pelaku yang bertugas di luar mencari kendaraan korbannya dan menancapkan paku di ban mobil calon korban.
"Pakunya itu bukan sembarang paku, tetapi sudah dimodifikasi. Jadi berapa menit gitu (kempisnya) pelaku sudah mempelajari. Nanti kempisnya sampai di mana dia sudah tau," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/6/2017).
(Baca juga: Perampok di SPBU Daan Mogot Gunakan Paku Modifikasi untuk Gembosi Ban Mobil Korban)
Setelah menaruh paku di ban mobil Davidson, para pelaku langsung membuntutinya. "Jadi kemudian nanti nanti ada yang membuntuti, ada yang memberi tau 'Pak bannya kempis," ucap dia.
Namun, saat itu Davidson mengabaikannya. Dia memilih terus melanjutkan jalan mencari tempat yang lebih aman.
Akhirnya, Davidson membelokan mobil Toyota Innova miliknya ke SPBU Daan Mogot. Ia mengira pom bensin tersebut merupakan tempat yang aman untuk menambah angin ban mobilnya.
Sesampainya di tukang tambal ban, Davidson turun dari kemudinya. Tas berisi uang tersebut diletakan di dekat setir mobil.
Rupanya, saat Davidson menambah angin bannya, salah satu pelaku mengambil tas tersebut. Aksi perampokan itu diketahui oleh Davidson.
Dia mencoba mengejar para pelaku yang berjumlah empat orang dan menggunakan dua sepeda motor tersebut.
Davidson pun sempat mempertahankan tas berisi uang untuk nasabah koperasinya itu. Panik aksinya ketahuan, salah satu pelaku menembak kepala Davidson.
Seketika, Davidson tersungkur hingga akhirnya tewas di tempat. Mendapat laporan adanya perampokan, polisi langsung bergerak mendatangi lokasi.
Mereka langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Berdasarkan olah TKP dan pemeriksaan saksi, polisi mengantongi identitas para pelakunya.
Rupanya, komplotan tersebut merupakan "pemain lama" dalam dunia perampokan. "Sementara ini, pelaku tersebut sudah melakukan kegiatan lebih dari 10 kali. Tidak hanya di Jakarta, namun juga di luar Jakarta. TKP-nya banyak, sedang kita telusuri. Dari Jakarta ada, luar Jakarta ada," kata Argo.
(Baca juga: Polisi: Perampok di SPBU Daan Mogot Punya Jaringan di Luar Jakarta)
Akhirnya, polisi membekuk dua orang anggota perampok tersebut. Kedua orang itu berperan sebagai pemantau dan penggembos ban mobil Davidson.
Mereka ditangkap di kawasan Bogor dan Lampung. Polisi pun kini memburu para pelaku lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar